07 December 2010

Muharam Sebagai Titik Awal Hijrah Manusia

| More
Hijrah adalah keniscayaan. Allah swt. membangun sistem di alam ini berdasarkan gerak. Pelanit bergerak, berjalan pada porosnya. Allah berfirman: ”Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin: 38). Imam Syafii’i menggambarkan dalam sya’irnya yang sangat indah bahwa air yang tergenang akan busuk dan air yang mengalir akan bening dan jernih. Seandainya matahari berhenti di ufuk timur terus menerus, niscaya manusia akan bosan dan stres.

Benar, hijrah sebuah keniscayaan. Karena dalam diam tersimpan segala macam keburukan. Mobil yang didiamkan berhari-hari akan karat dan hancur. Jasad yang didudukkan terus menerus akan mengidap banyak penyakit. Itulah rahasia mengapa harus olah raga. Syaikh Muhammad Al Ghazali berkata: ”Bahwa orang-orang yang nganggur adalah manusia yang mati. Ibarat pohonan yang tanpa buah para penganggur itu adalah manusia-manusia yang wujudnya menghabiskan keberkahan.”

01 December 2010

SEJARAH SASTRA INDONESIA

| More
Ditulis oleh : M. Nida’ Fadlan

HAMZAH FANSURI – PELOPOR SASTRA SUFI MELAYU

Hamzah Fansuri lahir pada paruh kedua abad ke-16 di kota Barus atau Fansur di Pantai Barat Sumatera. Ia merupakan seorang ahli tasawuf, zahid, dan mistik yang mencari penyatuan dengan al-Khalik. Corak pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Abd al-Qadir al-Jilani, Ibn Arabi, dan Abd al-Karim al-Jili terutama dalam tiga prosanya yang berbahasa Melayu yaitu Syarab al-Asyikin, Asrar al-Arifin, dan al-Muntahi.
Hamzah Fansuri termasuk seorang dari para perintis jalan baru di dunia sastra Melayu. Karya-karyanya menjadi pertanda lahirnya era puisi Melayu klasik. Ia telah membuka cakrawala perkembangan prosa mistik keagamaan yang bersifat ilmiah.
Beberapa ciri dari karya sastra Hamzah Fansuri, yaitu:
1.      Karya-karya prosanya umumnya sederhana, mudah dipahami, plastis, dan ekspresif dengan menggunakan analogi-analogi alam.
2.      Menciptakan citra-citra dan terutama ibarat-ibarat sekaligus melestarikan golongan penduduk kota Melayu yang cakap dalam bidang pekerjaan masing-masing.
3.      Banyak menggambarkan peranan perdagangan yang mendominasi kehidupan di Aceh dan Barus.
4.      Syair-syairnya singkat dan menampakkan kemiripan dengan gazal Parsi.
5.      Tiga lambang terbesar dalam karya sastranya adalah adanya simbol menggunakan kata laut, kekasih, dan anggur.
Syair-syair Hamzah Fansuri digolongkan pada dua kelompok yaitu Syair Dakwah dan Syair Simbolik. Karya-karyanya banyak persamaan dengan karya penyair Parsi terutama terdapat pada syair-syair tentang anggur.

PROSA OLEH PARA PENULIS DARI ACEH PADA ABAD KE-17
SAMSYUDDIN DARI PASAI

Dalam beberapa karyanya, Syamsuddin selalu mempertunjukkan dirinya sebagai ahli tasawuf yang berpegang pada pertimbangan logis dan sistematis serta didominasi motif-motif etika dan renungan-renungan abstrak dengan beberapa citra simbolik dan perumpamaan yang menarik.
Perumpamaan menarik ia tunjukkan dalam Syair Perahu , yaitu:

Political Background of Islamic Educational Institutions and the Reach of the State in Southeast Asia

| More
Written by Takeshi Kohno [1]

Introduction
Islam and education are tightly connected, and trying to separate one from the other makes both meaningless.  Islam historically is committed to activities of propagation (da’wah) and acquiring Islamic knowledge (‘ilm). For Muslims, educational institutions are the medium for the transmission of ‘ilm.
Islamic knowledge covers a wide variety of disciplines, such as Qur’anic exegesis, Hadith, law, theology, Arabic language and poetry, literature, logic, and medicine. This wide range of knowledge is consistent with the character of Islam which envisions a comprehensive world view unified under God.  The transmission of this knowledge takes place mainly via person-to-person interaction, and the location of transmission is the Islamic educational institution, popularly called the madrasah.
Unfortunately, Islamic educational institutions in Southeast Asia are increasingly being viewed as a source of Islamic radicalism. According to Zachy Abuza, Islamic educational institutions are a product of Islamic radicalism, and used as a recruiting ground for new, radical members: 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...