01 November 2010

4P DALAM PENINGKATAN KUALITAS TENAGA KEPENDIDIKAN (1)

| More
 A. PENDAHULUAN
Menurut Prof Utami Munandar, setiap kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang kita lakukan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari pendekatan empat P yaitu : Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk.

B. TEORI TENTANG PRIBADI
Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian (personality) berasal dari kata latin "persona" yang berarti "topeng". Pada masa yunani kuno para aktor memakai topeng untuk menyembunyikan identitas mereka dan untuk memungkinkan mereka memerankan tokoh dalam drama. Teknik drama ini kemudian diambil alih oleh bangsa Roma dan dari merekalah kita mendapatkan istilah "personality" atau kepribadian.
Bagi bangsa Roma, persona berarti "bagaimana seseorang tampak pada orang lain", bukan diri sebenarnya. Dari konotasi kata persona inilah, gagasan umum mengenai kepribadian sebagai kesan yang diberikan seseorang pada orang lain diperoleh. Apa yang dipikir, dirasakan dan siapa dia sesungguhnya termasuk dalam keseluruhan "make up" psikologi seseorang dan sebagian besar terungkapkan melalui perilaku. Karena itu, kepribadian bukanlah suatu atribut yang pasti dan spesifik, melainkan merupakan kualitas perilaku total seseorang.
Terdapat banyak definisi istilah "kepribadian", kebanyakan diantaranya mengikuti definisi Allport. Karena definisi ini yang paling luas cakupannya. Menurut definisi tersebut kepribadian adalah susunan sistem-sistem psiko fisik yang dinamis dalam diri suatu individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungan. Istilah "dinamis" menunjukkan adanya perubahan dalam kepribadian, menekankan bahwa perubahan dapat terjadi dalam kualitas perilaku seseorang. "Susunan" mengandung arti bahwa kepribadian tidak dibangun dari berbagai ciri yang satu ditambahkan pada yang lain begitu saja, melainkan ciri-ciri ini saling berkaitan. Keterkaitan itu berubah: beberapa ciri menjadi bertambah dominan dan yang lain berkurang, sejalan dengan perubahan yang terjadi pada anak dan dalam lingkungan.

Perkembangan pola kepribadian
Dahulu orang beranggapan bahwa pola kepribadian merupakan produk heriditas dan anak merupakan "sepotong kecil dari balok kayu tua" ("a chip of the old block"). Sekarang terdapat banyak bukti bahwa pola kepribadian merupakan hasil pengaruh hereditas dan lingkungan. Thomas dan kawan-kawan menyatakan "kepribadian dibentuk oleh tim peramen dan lingkungan yang terus menerus saling mempengaruhi". Mereka selanjutnya menerangkan bahwa jika kedua pengaruh itu harmonis, orang dapat mengharap perkembangan anak yang sehat, jika tidak harmonis masalah perilaku hampir pasti akan muncul.
Studi mengenai perkembangan pola kepribadian telah mengungkapkan bahwa tiga faktor menentukan perkembangan kepribadian : faktor bawaan, pengalaman awal dalam keluarga, dan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan selanjutnya. Pola tersebut sangat erat hubungannya dengan kematangan ciri fisik dan mental. Ciri-ciri ini menjadi landasan bagi struktur pola kepribadian yang dibangun melalui pengalaman belajar.
Melalui proses belajar, sikap terhadap diri dan metode khas untuk menanggapi orang dan situasi, sifat-sifat kepribadian di dapatkan melalui pengulangan dan kepuasan yang diberikannya. Pengalaman belajar diperoleh dari berbagai lingkungan diantaranya lingkungan lembaga sekolah.

Beberapa Penentu Kepribadian yang Penting
Beberapa penentu kepribadian (determinants of personality) mempunyai pengaruh terbesar pada inti pola kepribadian; pengalaman awal; pengaruh budaya; ciri-ciri fisik; kondisi fisik; daya tarik; intelegensi; emosi; keberhasilan dan kegagalan; penerimaan sosial serta pengaruh sekolah.
Sekolah mempunyai pengaruh perkembangan kepribadian anak dalam pengembangan sifat-sifat dan pembentukan konsep diri. Dalam lembaga sekolah pengaruh guru lebih dominasi baik secara langsung maupun tidak langsung; suasana emosional ruang kelas; disiplin yang digunakan di sekolah; penyampaian nilai budaya; prestasi akademik dan prestasi sosial.
Dengan demikian dari pergantian, perkembangan dan beberapa penentu kepribadian yang penting pribadi / individu tersebut memiliki keunikan. Dari keunikan pribadi tersebut diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik atau guru hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan menemukan bakat-bakat siswanya serta dapat memfasilitasi dan mengembangkannya secara optimal.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...