PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini kita tidak terlepas dari kegiatan komunikasi, setiap saat kita berkomomunikasi dengan orang lain, bertukar informasi dan melalakukan traspormasi informasi kepada orang lain. Ketika kita berkomunikasi lebih sering menggunakan komunikasi lisan, bahasa merupakan bagian dari bagian dari komunikasi lisan..Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat symbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan symbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa tertulis Thai misalnya terdiri dari 44 konsonan dan 32 vokal. Suaranya dikombinasikan dengan lima nada yang berbeda untuk menghasilkan bahasa yang bermelodi. Kelas-kelas orang berbeda mengunakan kata ganti orang, kata benda dan kata kerja yang berbeda pula untuk menunjukan status sosial dan keintiman. Setidaknya terdapat 47 kata ganti orang termasuk 17 kata ganti orang pertama dan 19 kata ganti orang kedua. Kerena bentuknya yang berbeda untuk setiap kelas orang. Bahasa Thai dapat dibedakan menjadi empat kategori : bahasa kerajaan, bahasa kerohanian, bahasa halus tarian, dan bahasa orang kebanyakan.
ASAL USUL BAHASA
Hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul sebelum bahasa verbal. 40.000 dan 35.000 tahun lalu Cro Magnon mulai menggunakan bahasa lisan, ini dimugkinkan kerena mereka punya struktur tengkorak, lidah dan kotak suara yang mirip dengan yang kita miliki sekarang. Kemampuan bahasa inilah yang membuat mereka terus bertahan hingga kini, Cro Magnon dapat berfikir lewat bahasa, mereka mampu membuat rencana, konsep berburu dengan cara yang lebih baik, dan mempertahankan diri dangan lebih efektif dalam lingkungan yang keras dan cuaca yag buruk. Mereka juga dapat mengawetkan makanan. Sekitar 5000 tahun lalu manusia melakukan trassi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Transisi paling dini dilakuakan oleh bangsa Sumeria dan mengembangkan system tulisan mereka secara independent. Tahun 2000 sebelum Masehi, papyrus digunakan secara luas di Mesir untuk menyampaikan pesan tertulis dan merekam informasi. Penyebaran sisitem tulisan menyebar sampai ke Yunani. Bangsa Yunani-lah yang kemudian menyempurnakan dan menyederhanakan sisitem tulisan ini. Menjelag kira-kira 500 sebelum Masehi, mereka menggunakan alfabet secara luas, dan terus berkembang sampai sekarang
Jenis bahasa ada dua yaitu :
1.Bahasa Verbal
Bahasa Verbl adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran , perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunkan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas objek atau konsep yang diwakili oleh kata-kata itu. Misalnya, kata rumah, kursi, mobil atau mahasiswa. Realitas apa yang diwakilkan oleh bahasa itu? Begitu banyak ragam rumah, ada rumah tertingkat, rumah mewah, rumah sederhana dan lain-lain.
2.Fungsi Bahasa Verbal.
Kita sering tidak menyadari pentingnya bahasa, kerena kita sepanjang hidup menggunakannya. Kita baru sadar bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu dalam menggunakan bahasa, misalnya : ketika kita berupaya berkomunikasi dengan orang yang sama sekali tidak memahami bahasa kita yang membuat kita frustasi; ketika kita sulit menterjemahkan suatu kata, frase atau kalimat dari suatu bahasa kebahasa lain.
Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Setiap orang punya nama untuk identifikasi sosial. Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan basis bahasa, dan pada awalnya itu dilakukan manusia sesuka mereka, yang lalu menjadi konvensi.
Menurut Larry L. Baker, bahasa memiliki tiga fungsi :
1. Penamaan (naming atau labeling), Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek atau tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2. Interaksi, fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan
3. Dan trasmisi informasi, melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain dan anda menerima informasi setiap hari, sejak anda tidur hingga tidur lagi, baik secara langsung maupun tidak langsung, fungsi bahasa inilah yang disebut dengan fungsi trasmisi. Keistimewaan bahasa sebagai sarana transmisi informasi yang lintas-waktu, menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan.
Book yang didalam Dedy Mulyana (2004:243), mengemukakan, agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu : untuk mengenal dunia disekitar kita, berhubungan dengan orang lain, dan untuk menciptakan kohehensi dalam kehidupan kita.
3. Bahasa Non Verbal
Bahasa nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter dalam Dedy Mulyana (2004:308) mengatakan komunikasi nonverbal mencangkup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim dan penerima ; jadi defenisi ini mencangkupperilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagia bagiam dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain. Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh bagi komunikasi contohnya seorang anak laki-laki mengirim SMS bergambar bunga kepada anak perempuan, anak perempuan tersebut memaknai gambar bunga sebagai lambing bahwa kekasihnya mencintainya.
4. Fungsi Bahasa Nonverbal
1. Perilaku nonverbal bersifat multisaluran, kita sulit mengecek apa makna perilaku nonverbal pembicara, medkipun kita bisa mengajukan pertanyaan ganjil, " Anda baru saja tersenyum dan menggelengkan kepala ada seperti ini ; Apa maksud anda?"
2. Pesan nonverbal sinambung artinya, orang dapat mengawali dan mengakhiri pesan verbal kapan pun ia menghendakinya, sedangakan pesan nonverbalnya tetap "mengalir" sepanjang ada orang yang hadir didekatnya.
Sedangkan Paul Ekman menyebut lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan prilaku mata, yakni sebagai :
Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan symbol yang memilki kesetaraan dengan symbol verbal yang memilki kesetaraan dangan symbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan. "Saya tidak sungguh-sungguh".
Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka, memalingkan muka menandakan ketidaksediaan komunikasi.
Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh mengurangi kecemasan.
Affect Display. Pembasaran manik-mata (pupil dilation) menunjukkkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut dan senang.
Menurut Jujun Suriasumantri (1996:175) bahasa mempunyai dua ciri, yaitu pertama bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi. Dalam halini kita mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi walaupun kita dapat berkomunikasi dengan alat lain umpanya isarat, tetapi manusia mempergunakan bunyi sebagai alat komuniasi yang paling utama. Kedua bahasa merupakan lambang di mana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu objek tertentu umpamanya gunung dalam bahasa Indonesia dan mountain bahasa Inggris.
Manusia mengumpulkan lambang-lambang ini dan menyusun apa yang kita kenal sebagai perbendaharaan kata-kata. Perbendaharaan ini pada hakikatnya adalah akumulasi pengalaman dan pemikiran mereka. Artinya dengan perbendaharaan kata-kata yang mereka punyai maka manusia dapat mengkomunikasikan segenap pengalaman dan pemikiran mereka.
Melalui bahasa, manusia bukan saja dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya, tetapi ia juga dapat memperdebatkan temuan dan pengetahuannya terhadap manusia lainnya. Melalui bahasa pula manusia dengan sesame manusia lainnya dapat saling menambah dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya.
5.Penggolongan Bahasa
Menurut Cecep Sumarna (2006:237) Bahasa dapat digolongan menjadi dua, yakni : bahasa alami (bahasa sehari-hari yang biasa digunakan) dan bahasa buatan. Masing-masing penggolongan ini, memilki cabang tertentu.
1. Bahasa alami dibagi lagi menjadi dua:
1. Bahasa isyarat, dibagi menjadi dua :
a. Bahasa isyarat buatan (berlaku khusus). Dan hanya untuk orang khusus. Bahasa dan symbol yang digunakan juga berlaku khusus dan hanya berlaku untuk orang-orang khusus,. Misalnya, bahasa yang digunakan oleh orang-orang bisu, hanya berlaku untuk orang bisu. Atau misalnya, simbol-simbol tertentu yang biasanya digunakan oleh para intel, biasanya digunakan dan hanya berlaku untuk para intel juga
b. Bahasa isyarat biasa yang berlaku umum. Artinya difahami bersama, yakni menyetujui suatu rumusan yang dimintakan persetujuan kepadanya. Menggeleng juga sama, ia adalah bahasa isyarat biasa yang berlaku umum, yakni tidak menyetujui apa yang dimintakan persetujian kepada orang yang menggeleng itu.
2. Bahasa biasa, biasanya digunakan untuk komunikasi harian. Symbol sebgai pengandung arti dalam suatu bahasa, disebut kata. Arti yang dikandung disebut makna. Makna kata dalam bahasa biasa, dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kata tertentu, untuk arti tertentu. kata dimaksud dalam bahasa Indonesia disebut dengan denotasi. Denotasi adalah makna yang sebenarnya, misalnya, puncak mengandung arti batas ketingggian sebuah gunung.
b. Kata tertentu untuk sesuatu tertentu yang berbeda atau memilki makna yang dikandung oleh kata tertentu. kata puncak tadi, dapat berarti lain, ketika kaliamt yang disusun menjadi : " Soeharto adalah puncak kejayaan republic Indonesia, di zaman orde baru". Kata puncak untuk kaliamt kedua, tidak lain disebut konotatif.
2. Bahasa Buatan
Bahasa buatan disusun berdasarkan pertimbangan akal semata. Kata yang terkandung dari jenis ini disebut dengan istilah, arti yang terkandung disebut konsep. Bahasa buatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Bahasa istilahi, rumusannya diambil dari bahasa biasa dan sering memunculkan kekaburan makna jika tidak diberi penjelasan sesuai dengan bidang keilmuan yang tercangkup dari bahasa yang dimaksud. Misalnya, kata demokrasi. Kata ini dapat melahirkan kekaburan makna jika tidak dijelaskan oleh mereka yang kompeten dibidang ilmu poitik dan pendidikan kewarganegaraan.
2. Bahasa artificial adalah murni bahasa buatan. Bahasa ini sering pula disebut sebagai bahasa simbolik. Bahasa ini umumnya digunakan untuk rumusan logika matematika dan rumus logika statistik. Misalnya biasanya, 4 X 4 = 16. Atau 43 X 20 = 680. Simbol-simbol bahasa ini, disebut dengan bahasa artificial (logika matematika). Dalam logika statistik, dapat pula dirumuskan ({a = b} ^ {b = c} atau {a = c}).
3. Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah adalah bahasa buatan. Bukan bahasa alami. Penyebutan bahasa ilmiah sebagai bahasa buatan didorong suatu rumusan bahwa bahasa alami cendrung sewenang-wenang dan sekehendak hati. Sedangkan bahasa buatan, dituntut memiliki kaidah tertentu. Logika tertentu dan cendrung lebih konseptual dibangdingkan dengan bahasa alami. Menurut Cecep Sumarna (2006:239) mengatakan ciri-ciri bahasa ilmiah cenderung :
1. Didasarkan atas pemikiran.
2. Sekehendak hati.
3. Menuntut kemungkinan dialog/diskusi (logic dan memiliki arti yang mendalam)
4. Sifatnya berbentuk pernyataan tidak langsung..
5. Bahasa ilmiah cendrung deklaratif – dapat dinilai benar dan salah, affirmative yang bersifat informatif dan sekaligus neutral positif (kalimat berita). Bahasa ini cendrung mengabaikan dimensi justifikasi dan mengaabaikan sama sekali kecendrungan-kecendrungan subjektif.
KESIMPULAN
1. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak telepas dari kegiatan komunikasi dan bahasa merupakan bagian dari komunikasi.
2. Bahasa terbagi menjadi dua golongan besar yaitu : bahasa alami dan bahasa buatan.
3. Macam-macam bahasa ada dua bagian terdiri dari bahasa verbal dan bahasa nonverbal.
4. Bahasa yang pertama muncul konon lebih dahulu adalah bahasa nonverbal yang banyak digunakan oleh manusia primitif
DAFTAR PUSTAKA
1. Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004
2. Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu, Bandung, Mulia Press, 2006,
3. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta : CV. Muliasari, 1996
No comments:
Post a Comment