30 January 2011

Berkarya Tanpa Jiplak: Tips Agar Tidak Menjadi Plagiat

| More
Penjiplakan adalah tindakan mencuri hasil karya orang lain dan mengakui sebagai miliknya. Berbeda dangan pengutipan mencantumkan hasil karya orang lain dengan ijin dari penciptanya ataupun dengan menuliskan penciptanya. Penjiplakan merupakan suatu pelecehan terhadap kerja keras orang lain, sedangkan kalau kita bedakan dengan Kutipan biasanya hanya sebagai pelengkap dari hasil karya utama, namun pada kenyataannya cukup banyak pengutip yang menjadikan kutipan sebagai hasil karya utamanya sehingga mereka disebut penjiplak. Penjiplakan mungkin tidak bisa dihindari di era yang serba cepat dan instan ini. Semua orang ingin cepat populer, ingin cepat berhasil, ingin cepat selesai dan sebagainya. Penjiplakan juga bukanlah hal yang asing bagi siapapun, namun umumnya mereka yang menjiplak justru mereka yang bersekolah dan berada dalam lingkungan akademis. Saat ini mungkin contek-menyotek sudah hal yang wajar pada saat ujian, begitu pula menjiplak tugas-tugas kuliah milik teman.[1]
Penjiplakan boleh dibilang gejala universal. MM Baktin, seorang tokoh post-modernis, mengatakan tidak mungkin masyarakat manusia terhindar dari penjiplakan karena ”tutur kata kita penuh dengan bahkan dibanjiri oleh kata-kata orang lain”. Kalau kita baca koran, yang kita temukan adalah berita-berita, komentar berita, analisis berita yang tidak luput dari proses bajak-membajak, curi-mencuri, dan hampir boleh dikatakan yang berlangsung adalah an orgy of plagiarism. Namun, institutional penjiplakan semacam ini berlangsung sedemikian rupa sehingga para wartawan, komentator, analis malah disebut sebagai kaum ”media pundits”, pujangga dalam istilah Amerika, para pakar dalam istilah kita.[2]

Penjiplakan bisa dilihat secara mikro dalam pengertian technicalities tentang metodik dan etik kutip-mengutip dalam suatu karya akademik terutama dalam hal daftar acuan, referensi berbagai penemuan, penulisan, dalam karya-karya akademis. Yakni untuk memberikan batasan sebagai tindakan pencurian/penjiplakan/perampokan Penjiplakan paling jelas terjadi ketika seorang menyalin ungkapan atau deretan kalimat-kalimat dari suatu karya yang sudah diterbitkan tanpa memakai tanda kutip, tanpa memberikan penghargaan kepada sumber, atau kedua-duanya”.

Cara untuk Mengatasi Penjiplakan
Ada 3 cara untuk mengatasi penjiplakan
1.      Perlu adanya program yang dapat menungkatkan minat baca. Jadi, seorang peneliti harus banyak bacaan/referensi terutama bacaan yang berkaitan dengan apa yang akan diteliti, termasuk pengetahuan tentang metode penelitian. Di Perguruan Tinggi cara yang termudah dan termurah untuk mencari bahan bacaan yang banyak adalah dengan berkunjung ke perpustakaan. Oleh karena itu, tinggi rendahnya minat baca di perguruan tinggi biasanya dapat di ukur dari tinggi rendahnya kunjungan mahasiswa atau dosen ke perpustakaan. Indikator ini tentunya mengesampingkan individu yang mempunyai budaya baca tinggi, tetapi mereka dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara membeli buku atau bahan pustaka sendiri.[3]
2.      Pengadaan bahan pustaka harus berorientasi kepada kebutuhan pengguna sehingga harus ada pririoritas pengadaan mengingat anggaran perpustakaan yang terbatas Gambaran ini menunjukan bahwa anggaran pengadaan bahan pustaka untuk perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia masih sangat minim terutama untuk langganan jurnal ilmiah.
3.      Perlu pembentukan database hasil penelitian baik skripsi, tesis maupun disertasi. Pembentukan database (pangkalan data) sangat besar manfaatnya untuk melihat apakah suatu penelitian dengan topik tertentu, telah dilakukan oleh seseorang. Sehingga pembimbing penelitian tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apakah proposal yang diajukan oleh peneliti/mahasiswa sudah pernah dilakukan oleh orang lain. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan adanya penjiplakan atau duplikasi penelitian. Oleh karena itu, pembentukan database sangat diperlukan untuk mencegah munculnya penjiplakan karya ilmiah. Masing-masing perguruan tinggi seharusnya membentuk database local, selanjutnya dari database local tersebut dapat diakses secara nasional maupun intenasional dengan menggunakan internet.[4]


[1] http://www.cetak kompas.com
[2] Ibid
[3] http://www.kenz.com
[4] http://www.pustaka.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...